Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
CODE
...

Nasi Goreng dan Nasi Pecel Tidak Pernah Bosan

Nasi Pecel
Nasi Pecel

Menjadi lumrah Nasi Goreng dan Nasi Pecel di jumpai, khususnya di beberapa kota kecil seperti di Jombang. Namun eksodus makanan rakyat tersebut sudah mulai tercium beberapa hotel berbintang. Tak hayal apabila di sajian menu sarapan, selalu ada dua pilihan menu itu.

Meski rasanya sudah dapat dipastikan aneh bin semerawut dan harga yang melonjok dari pasaran. Tetap saja banyak diantara para tamu memesan sebagai pilihan santap pagi.

***

"Orang Jawa kok pada suka Nasi Goreng ya," ungkap isteri saya semalam ditengah perjalanan rumah.

Tanpa disangka ia memperhatikan sederet penjual Nasi Goreng di sepanjang Jalan Pattimura Jombang. Agak heran juga tampaknya, sebab di setiap penjual yang menggelar dagangan di bawah trotoar terlihat ramai pembeli. Bahkan jika di hitung jumlah penjualnya mencapai puluhan.

Pertanyaannya selanjutnya yang dicercakan pada saya,

"Emang ndak ada yang bosan?"

"Sepertinya di Jawa apa saja bisa jadi makanan. Misalnya Ayam. Baik usus, ceker hingga kepala saja di masak."

Diam saja saya tidak menjawab atau menyangkal argumentasinya. Sebab benar, orang Jawa seperti saya tidak mudah menolak makanan.

***

Pagi yang masih cukup redup dengan udara yang dingin. Rutinitas tiap libur adalah menziarahi pasar tradisional. Entah soal harga yang cukup mengerti kantong hingga pilihannya banyak.

Sesampainya di parkir ketika hendak pulang, isteri mengajak cari sarapan di luar. Sepertinya ia mulai lapar tak tertahan. Sehingga sebagai supir yang baik, saya iyakan saja ajakannya.

"Mau makan apa? Kalau pagi ada Soto Ayam, Soto Daging atau Pecel," coba saya tawarkan.

Ia pun sangat yakin menjawab, "Pecel!"

Gumam di batin saya merasa aneh dan senang juga mendengar jawaban penuh keyakinan tersebut. Benar saja sepincuk Nasi Pecel sebrang Utara Aloon-aloon Jombang habis di lahap dengan menyisahkan seiris Sate Ampela.

Keanehan dan kesenangan saya tak jauh dari perilaku isteri. Ia makin doyan makan sayur (mentah) dengan lumuran Bumbu Pecel. Padahal di Kabupaten Goa, tempatnya tumbuh menyentuh saja tidak pernah apalagi memakannya. (*)

Post a Comment for "Nasi Goreng dan Nasi Pecel Tidak Pernah Bosan"